Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Kalau ada yang beranggapan begini; "kitong tidak usah buat aksi-aksi dulu, harus konsolidasi di internal ULMWP dulu

Kalau ada yang beranggapan begini; "kitong tidak usah buat aksi-aksi dulu, harus konsolidasi di internal ULMWP dulu, satukan kelompok tua yang keras kepala dan buat pertemuan tuk perbaiki perpecahan bangun persatuan kembali dengan baik, lalu perlawanan bisa dilakukan dengan benar".

Pandangan ini TIDAK sepenuhnya benar. Ini merupakan satu bentuk pikiran yang Mekanis, basis pikiran ini tidak memahami hubungan dialektika antara kekuatan massa rakyat Papua, kepemimpinan serta alat perjuangan yang ada didalamnya. 

Pandangan sempit seperti ini cenderung subjektif dan tidak bisa mengarahkan perjuangan agar jauh lebih maju, revolusioner. 

Harus dilihat bahwa ada hubungan saling mengait (hubungan-dialektika) antara kekuatan massa rakyat Papua dan kepemimpinan dan atau alat perjuangan. Sekali lagi, semuanya saling mengait dan tidak bisa dipisahkan. 

Sehingga, yang harus dilakukan tidak hanya mengkonsolidasikan elit-elit politik Papua atau kelompok tua kapala batu yang ada dalam gerakan perjuangan saja. Semua bentuk gerak harus berjalan secara simultan atau bersamaan.

Titik tolak—(tiktok)—kita harus berpijak atas kondisi objektif dan kebutuhan mendesak hari ini. Artinya, konsolidasi-konsolidasi, mobilisasi, rapat-rapat akbar hingga aksi massa Cabut UU Otsus Jilid II dan pemekaran Provinsi baru merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda dengan alasan apapun.

Jika fokus kita hanya mengarah pada konsolidasi elit-elit ambigu yang buat perjuangan jalan di tempat tanpa mengkonsolidasikan kekuatan massa rakyat, maka tidak ada jaminan "KESADARAN" massa rakyat akan tunduk dibawah garis politik yang dibayangkan.

Ingat! Yang paling terpenting dan terutama adalah 'kesadaran' masyarakat Papua. 

Saat ini, Kesadaran rakyat Papua untuk merdeka atau keluar dari situasi penindasan itu tidak berarti kesadaran mereka telah tuntas  dengan satu bentuk kesadaran yang revolusioner. 

Sehingga, Kesadaran rakyat sangatlah penting untuk di organisir, dan tidak cukup dengan agitasi dan propaganda saja, yang terpenting adalah aksi Massa, konsolidasi-konsolidasi, rapat akbar dsb, dsb. 

Terkait kesadaran maasa, Doug Lorimer bilang begini; "Dalam masa masa normal, ideologi kelas penguasa mendominasi kesadaran massa. Ini bukan sekadar karena sang penguasa memiliki kontrol atas sarana produksi ideologis (seperti rumah-rumah ibadah, sekolah, media massa, dll), tetapi juga karena kondisi-kondisi kehidupan kelas-kelas pekerja yang berjalan normal".

Sekarang, Otsus sudah disahkan, pemekaran sudah siap dilakukan oleh klas penguasa (kolonial) maupun elit-elit birokrasi di Papua, selain itu mereka juga masif melakukan Propaganda dengan memberikan iming-iming (janji-janji) tentang kesejahteraan ekonomi, pembangunan dengan dana Otsus yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan Otsus sebelumnya dsb, dsb. 

Walaupun dalam realitas kehidupan sehari-hari rakyat Papua masih terus mengalami eksploitasi, penghisapan secara masif, pengungsian besar-besaran dan berdampak pada pelanggaran HAM. 

Doug Lorimer bialng lagi, bawah dalam kondisi kehidupan yang normal, massa rakyat luas adalah korban pasif dari penghisapan dan penindasan. Situasi normal ini cenderung mengisi kesadaran mereka dengan gagasan bahwa revolusi adalah hal yang tidak mungkin dan tidak berguna, bahwa musuh mereka begitu kuat dan begitu susah untuk dikalahkan.

Pertanyaan–nya, apakah kita akan menunggu segala sesuatu membaik dan perjuangan harus dilakukan? Jika demikian, siapa yang akan menjamin kesadaran rakyat Papua akan berkembang lebih maju dibawah  kondisi-kondisi yang dibayangkan?

Jefry Wenda

Holandia 13 februari 2022

Posting Komentar

0 Komentar