Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

SEDIKIT CORETAN ATAS DIBUKANYA UNIVERSITAS INTERNASIONAL PAPUA (UIP) DAN NASIB MAHASISWA PAPUA DI LN

SEDIKIT CORETAN ATAS DIBUKANYA UNIVERSITAS INTERNASIONAL PAPUA (UIP) DAN NASIB MAHASISWA PAPUA DI LN
-------------------------------------------------------------
Upaya beberapa pihak menghadirkan Universitas Internasional Papua (UIP) yang disponsori oleh Papua Language Institute (PLI) dalam konteks kepentingan OAP, patut disyukuri dan dihargai. Pendirian UIP adalah sejarah dan terobosan baru dari putra/i asli Papua bagi pemajuan pendidikan tinggi di tanah ini, tapi juga sebagai upaya akselerasi pendidikan di dalam negeri terhadap pendidikan LN yang sudah maju. Globalisasi saat ini menuntut peningkatan kualitas lembaga pendidikan yang mantap sehingga SDM Papua dalam bidang tertentu tidak kalah saing dengan lulusan luar Papua dan LN. 

Akan tetapi di saat yang sama saat ini,  para mahasiswa Papua di LN sedang dilanda pemutusan beasiswa sebagai dampak ikutan dari keputusan politik Jakarta atas revisi UU Otsus Papua 2001. Keputusan itu mengakibatkan ribuan mahasiswa Papua itu terancam dikeluarkan atau putus dari seluruh studi mereka. Upaya untuk menyuarakan nasib para mahasiswa ini sudah dilakukan beberapa kali.  Namun hasilnya belum pasti.  Melihat dinamika tsb di atas, maka beberapa solusi seperti: 1) pemulangan/ exodus mahasiswa Papua untuk kembali studi di UIP dapat dipikirkan, jika memungkinkan; 2) Para mahasiswa mengupayakan cara lain untuk membiayai sendiri pendidikan mereka secara mandiri; 3) bilamana memungkikan mereka bisa juga meminta suaka di setiap negara dimana mereka berada saat ini dan mengingat penghentian pemberian beasiswa terjadi dikarenakan keputusan politik, maka para mahasiswa Papua  mestinya bisa mengambil keputusan politik.Tidak perlu memohon atau menuntut perhatian kepada Jakarta atau pemerintah Papua yang telah menghianati rakyat Papua selama 20 tahun ini. 

Sebagai penutup, kehadiran UIP yang historis ini menghadirkan beberapa kekhawatiran melihat situasi eskalasi politik Papua yang cukup intens beberapa waktu belakangan ini. Bahwa jangan sampe UIP akan bernasib sama seperti hotel bintang 5 di Biak yang ditutup bersamaan dengan penutupan bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak. Sebab kita telah cukup banyak melihat dan belajar bahwa diskursus internasionalisasi apapun dari Papua selalu memiliki implikasi paradoksal juga hiperparanoia pada beberapa kalangan di Jakarta. ©TSD

Maaf gbr lain.

Posting Komentar

0 Komentar